willow and wind |
sebuah film luar biasa tentang tanggung jawab seorang anak yang memecahkan kaca jendela sekolahnya
kawan kawan semua sudah lama juga aku gak nge posting tentang film ya. kali ini aku mau nge shered tentang film yang sangat susah ku dapatkan judul nya, langka banget kawan-kawan. dulu aku gak sengaja nonton nya di antv pas bulan puasa sewaktu aku kls 2 sma. kemarin aku dapet judulnya setelah sekian lama susah payah nyarinya di google. namun film nya sampai sekarang belum aku dapatkan, tapi aku sangat ingat betul ceritanya. karna saking terpesona dengan film yang satu ini.
cerita film nya sangat amat saderhana sekali, tapi di situlah letak kehebatan film tersebut. ya , judulnya WILLOW AND WIND atau BEED O BAAD, film Persia / Iran ini memang sarat makna kehidupan.
cerita nya simple saja kawan-kawan, tentang tanggung jawab seorang anak yang memecahkan kaca jendela sekolahnya. itu saja, tapi ketika nontonnya kita tak kan dibuat bergerak oleh alur cerita film ini
langsung saja.
Kuchakpour
adalah seorang siswa sd di sebuah sekolah sederhana. dia datang
terlambat ke sekolah lantaran angin kencang di sertai hujan. disaat
sedang mengikuti pelajaran dia hanya melihat-lihat ke jendela
menyaksikan rintik hujan dan kencang nya angin.
setelah pelajaran selesai dan pulang. Kuchakpour bermain bola bersama teman-temannya. namun dia tidak sengaja menendang bola dan mengenai kaca jendela kelas nya. terang saja kaca nya pecah berantakan. di saat kawan-kawan nya tidak mau bertanggung jawab dan lari. hanya tinggal dia sendirilah di pekarangan sekolah itu.
setelah pelajaran selesai dan pulang. Kuchakpour bermain bola bersama teman-temannya. namun dia tidak sengaja menendang bola dan mengenai kaca jendela kelas nya. terang saja kaca nya pecah berantakan. di saat kawan-kawan nya tidak mau bertanggung jawab dan lari. hanya tinggal dia sendirilah di pekarangan sekolah itu.
cover film versi jepang nya. bagaimana susahnya kuchakpour membawa kaca dengan bantuan kain di dagunya |
dengan jiwa yang bertanggung jawab dia masuk ke kelas dan menyaksikan puing pecahan kaca tersebut. lalu dia pergi untuk membeli kaca sebagai pengganti kaca tersebut, gak tanggung-tangung gan. toko kacanya jauh banget. sampai -sampai harus menyebrang sungai kecil, hutan , dan bukit. film ini memang membuat penonton terpaku diam menyaksikan susah payah anak itu. hahahaha
setelah sampai di toko tersebut dia dengan susah payah membawa kaca yang lebarnya hampir melebihi ukuran tubuhnya. menghadapi terjal bukit, sungai dan hujan angin badai. yang membuat kita sedih disaat dia dengan susah payah melewati sungai membawa kaca yang begitu besar. apa ada ya anak zaman sekrang mempunya sikap tanggung jawab seperti dia. gak kayak nya. setelah sampai dia memasang kaca yg di bawanya, namun karena angin dan belum terpasang semuan pakunya kacanya pecah lagi karna tiupan angin, lagi-lagi dia dengan susah payah pergi lagi ke tempat kakek tua sang penjual kaca tersebut. hari sudah mulai sore namun hujan dan angin masih semakin kencang dan deras, dengan kedua kalinya dia membawa kaca lagi ke sekolahnya melewati sungai dan gunung gunung terjal. lagi-lagi selalu ada maalahnya, setelah mau di pasang ukuran kacanya tidak pas dengan jendela tersebut. dan kembali untuk kesekian kalinya ke tempat toko kaca itu lagi, sampai di sana tokoknya sudah mau tutup karna hampir malam, namun dia memohon agar membuat ukuran yang pas unyuk kaca jendelanya. setelah sampai kembali ke sekolahnya. dia memasang sendiri kacanya kembali. namun di akhir cerita kaca yang ke tiga ini pecah juga lantaran hanya di pasang sebisanya dan tiupan angin yang kencang.
melihat usaha dan susah payah Kuchakpour membawa kaca dengan tersedu-sedu dengan bolak balik melewati gunung lembah dan sungai, memang film ini sungguh menyentuh penonton. para sineas film iran memang jago membuat film dengan cerita yang sederhana namun sangat menyentuh membawa unsur unsur persoalan sehari-hari warga nya.
film ini dengan gamblang menjelaskan tentang tanggung jawab Kuchakpour terhadap perbuatan nya, meskipun diakhir cerita kaca yang di bawanya akhirnya pecah juga, namun film ini penuh makna kehidupan yang harus di contoh pada bobroknya nilai dan sikap anak-anak zaman sekarang.
lihatlah betapa susahnya kuchakpour membawa kaca tsb |
Seperti biasa, film-film Iran selalu mengangkat persoalan-persoalan
kecil tentang orang-orang kecil. Saya menyebutnya “sinema human
interest” — untuk membedakannya dengan film-film drama biasa yang
sebetulnya cuma tertarik pada kejadian atau peristiwa, bukan manusianya.
Buat saya film-film begini tak cuma menarik tetapi juga bernilai,
karena di balik segala yang sepele dan remeh-temeh itu selalu tersimpan
banyak “pelajaran” besar. Pada film ini: kalau mau tahu artinya
perjuangan dan determinasi, lihatlah apa yang dilakukan Kuchakpour.
Anak-anak, yang sangat direkomendasikan menonton program ini, bisa
menyerap banyak hal baik tanpa merasa diceramahi, seperti selalu
dialaminya setap kali menonton sinetron.
Yang luar biasa , ya itu tadi nilai-nilai yang begitu hakiki, terkadang malah sangat eksistensial, yang di ceritakan dengan sederhan secara “bodoh” dan sangat bersahaja tanpa menampilkan tokoh-tokoh hebat dan pintar, atau meneror penonton dengan khotbah berbunga-bunga.
Menyaksikan susah-payah Kuchakpour yang begitu
melelahkan (“Duh, sampe capek banget ngeliatnya,” komentar saya), siapa
tak akan berempati bahwa setiap perbuatan pasti punya konsekuensi, dan
kita mesti mau menanggung konsekuensi itu dengan sabar sampai tuntas seperti yang dilakukan anak ini
.
Kalau saya selalu bilang bahwa film yang bagus adalah film yang fasih
bercerita tentang manusia dalam kesehariannya, sinema human interest
dari Iran adalah salah satu contoh terbaik yang tersedia.
Ia
tidak mesti
faktual, nyata senyata-nyatanya, plek keciplek,lebay dan over acting,
dengan realitas, dan cerita yang super berlebihan dan menoton.
Dalam
bahasa awam, film ini memang dramitis . Tapi plot atau problem
dasarnya haruslah persoalan yang dekat dengan keseharian manusia yang
menjadi tokohnya.
Bukan problem yang dicari-cari, atau “dipetik dari langit” cerita yang sangat saya benci seperti cerita drama korea, jepang dan sinetron indonesia saja, seperti “dokter menvonis anak itu menderita kanker darah dan umurnya tinggal tiga bulan”. Halah! minim cerita
Bukan problem yang dicari-cari, atau “dipetik dari langit” cerita yang sangat saya benci seperti cerita drama korea, jepang dan sinetron indonesia saja, seperti “dokter menvonis anak itu menderita kanker darah dan umurnya tinggal tiga bulan”. Halah! minim cerita
HAMDY HASMIN SEVENFOLD
11 FEBRUARI 2013
11 FEBRUARI 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar